Keajaiban Kuil Ggantija, Kuil Zaman Neolitikum
Situs kuil zaman Neolitikum, Ggantija, terletak di Pulau Gozo, pulau terbesar kedua di Malta. Di antara peninggalan dan kuil tersebut, Kuil Ggantija merupakan salah satu kelompok struktur monumental yang berdiri mandiri (tanpa ditopang struktur lain) paling awal di dunia. Strukturnya yang rumit dan pengerjaan yang begitu halus sangatlah luar biasa dan menakjubkan.(XINHUA/Siti Zulaikha/Soni Namura/Sizuka)
Malta, negara kepulauan di Eropa Selatan rupanya memiliki kompleks kuil tertua di dunia. Kompleks kuil ini telah diresmikan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1980. Bernama Ggantija, kompleks kuil prasejarah ini terletak di atas bukit di Pulau Gozo. Kuil ini dibangun pada sekitar 3600 sampai 3000 SM ketika Zaman Neolitikum.
Neolitikum atau Zaman Batu Mudamerupakan fase atau tingkat kebudayaan pada zaman prasejarah yang mempunyai ciri-ciri berupa unsur kebudayaan, seperti peralatan dari batu yang diasah, pertanian menetap, peternakan, dan pembuatan tembikar.
Kuil Ggantija ini adalah kuil paling awal dari beberapa kuil yang dibangun dengan ciri khas tradisi megalitik di Malta, dan mendahului piramida Mesir dan Stonehenge di Inggris lebih dari 1.000 tahun. Kuil-kuil di Malta juga merupakan kuil tertua yang ada di Eropa.
Tradisi megalitik juga dikenal sebagai kebudayaan Megalitikum adalah bentuk-bentuk praktik kebudayaan yang dicirikan oleh pelibatan monumen atau struktur yang tersusun dari batu-batu besar (megalit) sebagai komponen utamanya.
Dalam kronologi sejarah Eropa dan Timur Tengah, tradisi ini berkembang di akhir Zaman Batu Pertengahan (Mesolitikum), Zaman Batu Baru (Neolitikum), atau Zaman Perundagian (pengecoran logam), tergantung dari masyarakat yang mendukungnya.
Pembuatan bangunan pada tradisi megalitik menggunakan batu yang berupa satu batu tunggal (monolit), tumpukan batu besar maupun kecil, atau susunan batu yang diatur dalam bentuk tertentu. Megalit sering kali dipotong atau dipahat terlebih dahulu dan dibuat terkait dengan ritual religius atau upacara-upacara tertentu, seperti kematian atau masa tanam.
Monumen megalitik Ggantija sebenarnya terdiri dari dua kuil, yang dibangun bersisian dan dikelilingi oleh dinding pembatas. Patung-patung dengan jumlah banyak yang ditemukan menunjukkan bahwa kuil ini kemungkinan tempat penghormatan pada dewa kesuburan.
Umur Ggantija diperkirakan mencapai lebih dari 5.500 tahun dan merupakan struktur religius tertua kedua di dunia setelah Gobekli Tepe. Menurut cerita rakyat lokal, seorang raksasa membangun kuil ini dan menggunakannya sebagai tempat pemujaan sehingga kuil ini disebut Ggantija. [*/ACH]