Fakta Unik Patung Christ the Redeemer di Brasil dan Sejarahnya

0

Christ the Redeemer ialah arca kolosal Yesus Kristus yang terletak di puncak Gunung Corocovado, Rio de Janeiro, Brasil. Arca yang pula diucap Cristo Redentor dalam bahasa Portugis itu mempunyai besar 30 m, sebaliknya panjang kedua lengannya yang terentang menggapai 28 m.

Buat membuat Christ the Redeemer yang berakhir pada 1931, material yang digunakan tidak main- main. Beton bertulang yang dilapisi mosaik ribuan ubin batu dipakai buat membangun Arca Kristus Si Penebus. Arca ini pula berdiri di atas alas batu persegi setinggi 26 kaki ataupun dekat 8 m.

Tidak hanya jadi simbol dari kota Rio de Janeiro serta segala negeri Brasil, Christ the Redeemer diucap oleh situsBritannica selaku arca bergaya Art Deco terbanyak di dunia. Penabalan itu membuat Christ the Redeemer kian ikonik. Lalu, gimana sejarahnya?

Sejarah Christ the Redeemer

Ilham dini buat membangun monumen Kristen di Gunung Corcovado, Brasil sesungguhnya telah tercetus pada pertengahan abad 19. Pendeta Vincentian Pedro Maria Boss merupakan pengusulnya pada tahun 1850- an selaku wujud penghormatan kepada Isabel( 1846- 1921), bupati Brasil serta gadis dari Kaisar Pedro II.

Lantaran tidak sempat disetujui, proyek monumen gagasan pendeta Maria Boss belum terwujud. Dekat 7 dekade setelah itu, tepatnya 1921, usulan seragam tiba dari keusukupan agung Katolik Roma di Rio de Janeiro. Usulan kali ini merupakan membangun suatu arca Kristus.

Supaya dapat nampak di seluruh penjuru kota Rio, arca Kristus butuh dibentuk di atas puncak setinggi 2. 310 kaki( 704 m). Masyarakat juga mengirim petisi kepada Epitacio Pessoa, presiden Brasil ke- 11 yang berprofesi antara 1919- 1921, biar mengizinkan pembangunan arca di Gunung Corcovado.

Sehabis izin diberikan, desain akhir buat calon monumen itu sesungguhnya belum diseleksi. Tetapi, peletakan batu awal telah dicoba secara seremonial pada 4 April 1922. Bertepatan pada ini bersamaan dengan peringatan seratus tahun kemerdekaan Brasil dari Portugal.

Kompetisi buat menciptakan desainer arca diadakan pada 1922. Sehabis lewat proses pilih, seseorang insinyur Brasil Heitor da Silva Costa kesimpulannya terpilih. Silva Costa mengajukan sketsa wujud Kristus yang ditafsirkan memegang salib di tangan kanannya, sedangkan tangan kiri memegang bola dunia.

Rencana Silva Costa setelah itu berganti sehabis bekerja sama dengan seniman Brasil, Carlos Oswald. Oswald dikreditkan selaku penyebab ilham pose berdiri arca Kristus dengan tangan terentang. Kemudian, pematung asal Prancis, Paul Landowski, pula dilibatkan dengan Silva Costa selaku desainer utama kepala serta tangan Kristus.

Kala dana yang dikumpulkan secara individu, paling utama oleh gereja, dapat terkumpul, proyek arca Kristus bisa diawali. Sesi konstruksi dicoba pada 1926 sampai bersinambung sepanjang 5 tahun setelah itu. Christ the Redeemer formal berakhir tahun 1931.

Kenyataan Unik Arca Christ the Redeemer

Bukanlah gampang buat mendirikan arca berdimensi raksasa di atas ketinggian suatu gunung. Ini yang dirasakan dikala mendirikan arca Kristus di Gunung Corcovado. Sepanjang masa pembangunan Christ the Redeemer, bahan serta para pekerja bangunan diangkut ke puncak lewat jalan kereta api.

Sehabis bangunan jadi, bukan berarti pekerjaan berakhir. Arca seberat 635 metrik ton ini memerlukan pemeliharaan serta revisi berkala. Salah satunya dicoba dengan pembersihan merata pada 1980 selaku persiapan buat menyongsong kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Brasil. Sedangkan tahun 2006, pas 75 tahun Christ the Redeemer, suatu kapel didirikan.

Akses buat menjangkau Christ the Redeemer lumayan menantang. Turis butuh lewat 200 anak tangga terlebih dulu. Inilah yang wajib dicoba orang- orang serta turis saat sebelum ekskalator serta elevator ditambahkan tahun 2002 buat memudahkan ekspedisi ke puncak Gunung Corcovado.

Posisinya yang terletak di atas ketinggian sesungguhnya membuat Christ the Redeemer lumayan rentan. Tidak ayal, sebagian kali arca Yesus ini jadi sasaran empuk badai serta sambaran petir. Dampaknya, ujung bunda jari kanan arca yang masuk dalam 7 Keajaiban Dunia itu rusak pada 2014.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *