Mengungkap Keajaiban East African Rift (EAR): Retakan dan Pembelahan Benua Afrika

Benua Afrika dikenal akan kekayaan alam dan keindahan alaminya yang menakjubkan. Namun, di balik keindahan tersebut, terdapat fenomena alam yang menarik perhatian dunia, yaitu retakan yang terjadi di wilayah timur benua tersebut. Retakan ini dikenal sebagai East African Rift (EAR), yang menjadi perbincangan hangat dalam komunitas ilmiah dan pengamat alam.
Retakan di East African Rift (EAR) berbeda dengan retakan- retakan lain yang terjadi di berbagai belahan dunia. EAR terbentuk secara tegak lurus dan paralel, seolah-olah permukaan bumi robek ke semua arah. Fenomena ini menjadikan EAR unik dan menarik untuk dikaji lebih lanjut.
East African Rift memiliki panjang sekitar 6.400 kilometer dan membentang melintasi beberapa negara di Afrika Timur, termasuk Kenya, Tanzania, Uganda, dan Ethiopia. Retakan ini terletak di dataran tinggi yang indah, dengan pemandangan alam yang memukau, seperti Danau Victoria dan Danau Tanganyika.
Perkembangan EAR membutuhkan waktu yang lama dan tidak dapat dirasakan dalam skala waktu manusia. Dalam beberapa juta tahun mendatang, retakan ini diperkirakan akan membelah Afrika menjadi dua benua terpisah. Proses ini berlangsung sangat lambat, dengan pergerakan benua yang hanya sekitar 2-5 sentimeter per tahun. Namun, dampak jangka panjangnya akan menjadi sangat signifikan.
Pembelahan benua dapat menyebabkan aktivitas gempa yang meningkat di wilayah Afrika. Retakan dalam bumi menjadi sumber energi yang berpotensi memicu gempa bumi yang kuat. Ini berarti bahwa wilayah di sekitar EAR harus mewaspadai potensi gempa bumi yang dapat menyebabkan kerusakan serius.
Selain itu, retakan ini juga berdampak pada pecahnya struktur batuan di wilayah sekitarnya. Proses pergerakan benua dan retakan dapat menyebabkan tekanan dan tegangan yang besar pada batuan, sehingga menyebabkan retakan dan pergeseran batuan yang dramatis. Hal ini mempengaruhi lanskap, dengan terbentuknya ngarai dan lembah yang indah di sepanjang retakan.
Menariknya, pembelahan benua di Afrika bukanlah fenomena baru. Beberapa contoh terkenal dari pembelahan benua di masa lalu adalah terbentuknya Samudra Atlantik Selatan yang memisahkan Afrika dari Amerika Selatan sekitar 138 juta tahun yang lalu. Hal ini membuktikan bahwa retakan dan pembelahan benua adalah bagian dari evolusi bumi yang terus berlanjut.