Keajaiban di Graha Maria Annai Velangkanni

Graha Maria Annai Velangkanni, yang tidak hanya menjadi salah satu tempat paling populer bagi peziarah di Indonesia tetapi juga tempat dimana banyak orang akan merasa sangat dekat dengan Tuhan. Graha Maria Velangkanni terasa begitu damai dan merupakan tempat dimana banyak keajaiban telah terjadi. Tiga mukjizat penting adalah keajaiban api, kedatangan patung Velangkanni dan mata air alami tepat di bawah kaki patung Velangkanni.
Keajaiban Api
Ketika idenya untuk mendapatkan beberapa keluarga Katolik Tamil yang bermukim di tanah misi, Kampung Kristen di samping Gereja Katolik Paroki St. Antonius dari Padua, Hayam Wuruk Medan untuk menetap di sebidang tanah di yang dibeli Tanjung Selamat gagal, Pastor James dikirim ke Aceh pada tahun 1979 dimana ia tinggal selama 8 tahun dan kemudian ke Papua Nugini selama 3 tahun. Kapanpun dia berkunjung ke Medan setelah dia meninggalkan paroki Hayam Wuruk, dia tinggal bersama keluarga Sivanyanam di Jalan Kediri No. 27 Medan. Itu adalah rumahnya di Medan setiap kali dia datang ke Medan.
Saat tanggal 30 Oktober 2002, Pastor James baru saja tiba dari Aceh. Dimana beliau pergi menemui mantan umat parokinya untuk mengumpulkan sumbangan dalam rangka pembangunan Graha Maria. Dia berhasil mengumpulkan 10 juta Rupiah secara tunai. Dia membungkus uang itu dengan kertas folio dan handuk, dan memasukkannya ke dalam kantong plastik dan meninggalkannya di atas meja di kamarnya. Dia harus terbang ke Jakarta keesokan harinya dan karenanya dia tidak punya waktu untuk menyimpan uang tersebut ke bank.
Pada 2 November 2002, dia menerima kabar bahwa kamarnya hancur oleh api. Dia bergegas kembali dan menemukan bahwa seluruh ruangan hancur, meja, tempat tidur, buku, pakaian dan sebagainya. Dia merasa terpukul karena uang itu juga bisa dihancurkan oleh api. Dia kemudian memasuki tempat itu untuk mencari sesuatu yang bisa diselamatkan dan saat dia sedang menyusup melalui puing-puing itu, dia terkejut, dia mengenali kertas pembungkus uang tersebut dan menemukan uang tersebut tetap utuh.
Tidak serupiahpun terbakar. Handuk, kantong plastik dan meja tempat uang itu diletakkan habis terbakar. Sementara itu uang tunai, 2 kitab suci dan satu buku nyanyian rohani (Puji Syukur) sama sekali tidak rusak. Koran lokal memuat cerita tentang api dan pembangunan gereja untuk menghormati Annai Velangkanni dan sejak saat itu uang mengalir sampai selesai pada tahun 2005.
Salah satu dari Alkitab sekarang diletakan di altar utama gereja, sementara Alkitab dan buku nyanyian rohani lainnya diletakan dalam sebuah lemari kaca yang diletakkan di sebelah kiri pintu masuk ke kapel Annai Velangkanni.