Setelah dua tahun tanpa album baru, penyanyi country kenamaan Dierks Bentley resmi merilis karya terbarunya bertajuk Broken Branches. Album ini langsung mendapat perhatian besar karena nuansanya yang lebih intim, menyakitkan, dan penuh refleksi dibandingkan rilisan Bentley sebelumnya. Dirilis melalui Capitol Nashville, Broken Branches dianggap sebagai titik balik kreatif bagi musisi yang sudah lebih dari dua dekade mewarnai panggung musik country Amerika.
Berisi 11 lagu yang digarap dalam nuansa akustik, bluegrass, dan balada klasik, Broken Branches bukan sekadar rangkaian lagu, melainkan potret emosional dari patah hati, kehilangan, dan harapan yang muncul perlahan dari reruntuhannya.
Sebuah Album Tentang Retakan dalam Hidup
Dalam konferensi pers sebelum peluncuran, Dierks menyebut Broken Branches sebagai “album paling pribadi yang pernah saya tulis.” Album ini lahir dari periode sulit dalam hidupnya, termasuk perpisahan keluarga dan perjuangan identitas setelah masa tur besar pada 2023.
Track pembuka berjudul “Shadows of My Father” langsung membenamkan pendengar ke dalam perenungan masa kecil dan beban warisan yang membentuk dirinya hari ini. Diikuti oleh lagu “Whiskey Walls” dan “Cold Porch Light,” Bentley mengajak pendengarnya berjalan menyusuri lorong kenangan, keheningan rumah kosong, dan harapan yang perlahan-lahan dibangun kembali.
Kolaborasi yang Menyentuh
Album ini juga menampilkan beberapa kolaborasi penting. Di lagu “Dust and Memory,” Bentley berduet dengan Brandi Carlile, menghasilkan perpaduan vokal yang menyayat namun hangat. Sementara lagu “All the Good Leaves” bersama Tyler Childers menambahkan sentuhan Appalachian yang kuat ke dalam lanskap musik yang sudah kaya dengan tekstur.
Bahkan di lagu paling ringan seperti “Window Seat to Nowhere,” Bentley tidak meninggalkan elemen lirikal yang kuat. Ia justru menggunakan kiasan-kiasan perjalanan dan kehampaan sebagai metafora atas keterasingan diri yang ia alami selama masa hiatus.
Aransemen Musik yang Lebih Jujur dan Organik
Berbeda dengan pendekatan lebih modern di album sebelumnya (The Mountain dan Black), Broken Branches menampilkan gaya produksi yang sengaja dibuat sederhana, nyaris seperti sesi rekaman live. Mandolin, dobro, fiddle, dan gitar akustik mendominasi setiap track. Tak ada lapisan digital berlebihan atau beat buatan—hanya musik yang jujur, seperti suara hutan ketika badai reda.
Diproduseri oleh Ross Copperman dan Jon Randall, album ini mempertahankan keseimbangan antara kualitas studio dan keaslian emosi. Penggemar lama mungkin akan menyambut hangat nuansa yang mengingatkan pada album awal Bentley di awal 2000-an.
Respons Awal: Apresiasi dan Pujian
Media musik seperti Rolling Stone Country dan NPR Music memberikan ulasan awal yang positif. Banyak kritikus menyebut album ini sebagai karya terbaik Bentley dalam satu dekade terakhir. Tak sedikit yang membandingkan kejujuran Bentley dalam Broken Branches dengan karya introspektif dari Johnny Cash atau Jason Isbell.
Album ini juga masuk dalam daftar “Rekomendasi Album Bulan Juni” oleh Spotify Country Weekly dan diputar lebih dari 2 juta kali dalam 48 jam pertama setelah rilis digital.
Lagu-Lagu Unggulan dalam Broken Branches
-
Shadows of My Father
-
Whiskey Walls
-
Dust and Memory (feat. Brandi Carlile)
-
Cold Porch Light
-
All the Good Leaves (feat. Tyler Childers)
-
Broken Branches
-
Midnight Fenceposts
-
Window Seat to Nowhere
-
Just Another Sunday
-
Oak Tree Prayers
-
One Day in Fall
Kesimpulan
Broken Branches bukan album country biasa. Ia adalah bentuk terapi terbuka, catatan perjalanan batin, dan surat cinta bagi pendengar yang mungkin juga sedang menghadapi badai dalam hidupnya. Dierks Bentley tidak hanya menyanyi di album ini—ia berbicara, meratap, dan berdamai. Album ini layak disebut sebagai salah satu karya musik country paling penting di tahun 2025.