Olamidé, legenda hidup dari Nigeria yang telah membentuk wajah musik Afrobeats selama lebih dari satu dekade, kembali menghentak dunia dengan album terbarunya yang berjudul “Olamidé”—rilis pada 19 Juni 2025. Album ini bukan sekadar koleksi lagu, tapi pernyataan besar bahwa Olamidé masih menjadi pusat gravitasi dalam industri musik global.
Setelah kesuksesan UY Scuti (2021), Olamidé memilih judul self-titled sebagai sinyal bahwa ia kembali ke akar identitasnya—dengan gaya, semangat, dan semangat eksploratif yang baru.
Kolaborasi Lintas Dunia: Dari Lagos ke Los Angeles
Salah satu kekuatan utama dalam album ini adalah deretan kolaborasi kelas dunia. Olamidé berhasil menggabungkan suara Afrika Barat dengan nuansa global, tanpa kehilangan cita rasa lokalnya. Beberapa bintang tamu yang mencuri perhatian:
-
Wizkid – Mengisi trek “Shadows of Lagos”, lagu chill tentang nostalgia dan masa kecil.
-
Popcaan – Membakar energi di “Island Smoke”, perpaduan antara dancehall dan afrofusion.
-
Burna Boy – Bersama dalam lagu “Two Kings”, penuh pesan kekuatan dan persaudaraan.
-
Dr. Dre – Mengejutkan dunia dengan keterlibatan dalam produksi “Concrete Jungle”, sebuah trek yang gelap, berat, dan memadukan trap dan afrosoul.
Dengan kolaborasi-kolaborasi ini, album “Olamidé” terasa seperti jembatan antara dua dunia: Afro-rhythm dan pasar global.
Tema & Isi Lagu: Refleksi, Revolusi, dan Realita
Album ini terdiri dari 13 lagu, dan masing-masing membawa pesan yang kuat—tentang perjuangan hidup, cinta yang tak sederhana, hingga kritik sosial. Tidak ada satu pun lagu yang terasa kosong.
Beberapa trek unggulan:
-
“Olamidé” (Title Track): Sebuah pembuka epik tentang jatuh bangun sang musisi, penuh dengan kilas balik dan rasa syukur.
-
“Born of Fire”: Lagu penuh semangat tentang keyakinan diri, menjadi anthem motivasi di kalangan muda Afrika.
-
“Street Law”: Lirik tajam tentang realita jalanan di Lagos, dibungkus dalam beat grime dan afrodrill.
-
“Monalisa’s Dream”: Lagu cinta yang sensual dan menyayat, menyentuh sisi lembut Olamidé.
-
“No Border”: Lagu penutup yang menggambarkan visinya tentang musik tanpa batas negara, budaya, atau warna kulit.
Produksi Musik: Afrobeat yang Berevolusi
Secara musikal, album ini memadukan Afrobeats klasik, soul Nigeria, hip hop, hingga trap global. Namun kekuatan sebenarnya ada pada produksi yang dinamis dan artistik. Olamidé tidak ragu mengambil risiko, termasuk menggunakan instrumen tradisional seperti talking drum dan shekere, yang berpadu mulus dengan sintetis modern.
Dengan keterlibatan produser dari Afrika Selatan, Inggris, hingga Amerika, kualitas album ini nyaris sinematik—terasa hidup dan menyatu dalam satu pengalaman utuh.
Penerimaan Global: Olamidé Menjadi Ikon Dunia
Sejak rilisnya, album “Olamidé” langsung melejit ke chart streaming dunia. Lagu “Born of Fire” dan “Island Smoke” viral di TikTok dan Instagram, digunakan dalam ribuan konten. Di Spotify, album ini menembus 100 juta stream hanya dalam 72 jam pertama—rekor pribadi bagi Olamidé.
Kritikus musik dari Billboard, Rolling Stone, hingga African Music Weekly memberikan pujian tinggi, menyebutnya sebagai:
“Album paling berani dan jujur dari Olamidé sepanjang kariernya.”
Kesimpulan
Dengan album “Olamidé”, sang musisi tidak hanya memperkuat posisinya sebagai raja Afrobeats, tetapi juga membuktikan bahwa musik Afrika adalah kekuatan global yang tak terbendung. Album ini adalah kombinasi antara introspeksi, eksplorasi sonik, dan visi besar untuk masa depan.
Jika ada satu album dari Afrika yang harus kamu dengar tahun ini—ini dia.