Misteri Batu Hidup yang “Melahirkan” Batu-batu Baru di Romania

0

Di suatu kota kecil Costesti, Valcea, Romania, ada sekelompok batu” hidup” yang bisa” melahirkan” batuan berdimensi lebih kecil.

Semacam tidak puas dengan style hidup batu yang tidak banyak bergerak, kumpulan batu yang diucap selaku Trovant ataupun Trovants itu berkembang bersamaan berjalannya waktu. Dikutip dari IFL Science, Sabtu( 3/ 9/ 2023), batu- batu besar yang menggembung ini lambat- laun memisahkan bagian” badannya” sehingga nampak semacam melahirkan anak.

Fenomena geologis ini bukan cuma menarik atensi turis, melainkan pula ilmuwan buat bertandang ke Muzeul Trovantilor ataupun Museum Cagar Alam Trovants Romania.

Asal mula Trovant Walaupun masih menuai perdebatan, Trovant diperkirakan ialah konkresi ataupun gundukan modul mineral, dari batu kapur, batu pasir, ataupun serpih, batuan dari endapan tanah liat.

Tetapi, Kongres Geologi Internasional di Oslo, Norwegia pada 2008, semacam dikutip How Stuff Works, mengeklaim kalau klasifikasi Trovant sebagai konkresi terkategori tidak benar. Karena, Trovant tidak mempunyai perbandingan antara batu dengan susunan batu pasir tempatnya terletak.

Sebaliknya di dalamnya, barang ini pula tidak memiliki inti modul yang berbeda. Apa juga jenisnya, para ilmuwan senantiasa yakin batu- batu aneh di Romania tersebut berumur lebih tua dari manusia.

Bersumber pada lapisan serta posisi yang terletak di atas pasir, ilmuwan memperkirakan batu tercipta akibat gempa bumi dekat 5, 3 juta tahun kemudian dikala zaman Miosen. Pasir di dekat posisi pula menampilkan, kawasan tersebut tadinya ialah laut purba. Perihal ini ikut menarangkan kenapa terdapat fosil kerang serta gastropoda ataupun siput di dalamnya.

Sedangkan itu, salah satu manajer Buila Vanturarita National Park, Romania, Florin Stoican mengantarkan, asal- usul Trovant sesungguhnya lumayan simpel.

” 7 juta tahun yang kemudian ada suatu delta( tanah endapan di muara sungai) di mana tambang batu dikala ini terletak,” jelasnya kepada Radio Romania International( 17/ 12/ 2010).

Delta tersebut memiliki sedimen, spesialnya batu pasir serta batu lanau ataupun batu debu, yang dikumpulkan serta diangkut dari segala daratan lewat sungai prasejarah. Bermacam zat mineral setelah itu dilarutkan ke dalam genangan yang penuhi cekungan kerikil serta pasir.

” Mineral- mineral ini berfungsi selaku semen serta merekatkan bermacam partikel sedimen,” ucapnya. Ada pula dikala ini, terdapat banyak Trovant dengan komposisi bermacam- macam, semacam batu pasir serta kerikil.

Trovants dapat” tumbuh biak” Pada mulanya, batu- batu Trovant berupa bundar ataupun lonjong semacam telur. Tetapi, bersamaan waktu, wujud serta dimensi membiasakan” perkembangan” sampai saat ini nampak berbeda- beda.

Walaupun sebagian besar sudah terkikis serta mengecil sepanjang bertahun- tahun, batuan ini selalu tumbuh. Dikala air hujan mengenai batu, Trovant yang berpori hendak meresap zat mineral, tercantum kalsium karbonat.

Keadaan ini membuat batu kapur dalam Trovant keluar serta melekat di permukaan sehingga batu nampak terus menjadi mengembang ataupun berkembang. Bila air hujan cuma menimpa satu sisi batu hingga gumpalan batu baru bisa timbul serta kesimpulannya terlepas buat menghasilkan Trovant baru. Sayangnya, fenomena geologi ini sangat lelet buat diamati.

Bagi ditaksir, Trovant cuma berkembang kurang dari 5 sentimeter dalam 1. 200 tahun. Di sisi lain, sebagian orang yakin kalau Trovant bisa” berjalan”, semacam batu bergerak di Death Valley, California, Amerika Serikat.

Seseorang periset diprediksi sudah merekam Trovant sepanjang 2 pekan serta mengeklaim salah satu batu bergerak dekat 1 per 2, 5 mm. Walaupun skeptis dengan klaim ini, para ilmuwan tidak menyangkal mungkin kalau pemanasan ataupun pendinginan tanah bisa merangsang pergerakan di antara batu- batu.

TAGS…

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *